Jumat, 22 November 2013

Etika Dalam Memotret...

memotret

Memotret merupakan kegiatan yang menyenangkan.Anda akan memperoleh kepuasan bila gambar yang dihasilkan sesuai denganharapan.


Nah, untuk memperoleh kepuasan tersebut, padadasarnya ada sopan santun yang sudah menjadi semacam hukum tidak tertulisselama bertahun-tahun. Sopan santun ini mengacu pada etika tata krama padaumumnya, namun sering dilupakan karena 'saking bernafsunya' memotret. Apa itu?

1. Patuhi peraturan setempat. Bila adalarangan tertulis untuk tidak mengambil gambar, ada baiknya mematuhi. Sebab,larangan itu biasanya terkait dengan kerahasiaan atau keamananseseorang/lembaga seperti institusi militer.

Bila tidak ada larangan tertulis namundiberitahu petugas bahwa dilarang memotret di tempat itu, tidak perlu ngotot.Masih banyak hal lain yang bisa diabadikan bukan?

Buat subjek foto Anda senyaman mungkin untukdifoto dengan diajak berkomunikasi. Sehingga hasil foto terlihat luwes dantidak canggung.

2. Saat memotret seseorang yang belum dikenal,tidak harus langsung jepret. Perlu meminta izin dulu karena tidak semua orangsuka dipotret. Anda juga perlu menjelaskan tujuan memotret untuk keperluanpribadi ataukah komersial.

Buat subjek foto Anda senyaman mungkin untukdifoto dengan diajak berkomunikasi. Sehingga hasil foto terlihat luwes dantidak canggung.

3. Pada sebuah acara, ikuti arahan panitiadengan seksama. Kalaupun ada petunjuk yang keberatan, usahakan dinegosiasikandengan baik. Biasanya, kasus ini sering terjadi saat panitia belum terbiasamemahami kebutuhan fotografi secara utuh seperti penempatan tempat yang burukuntuk fotografer.

4. Saat hendak memotret agenda yang kira-kiraakan didatangi banyak fotografer, datanglah lebih cepat untuk memperoleh posisiterbaik. Jangan menutupi juru potret yang sudah berada di posisi siap siaga,apalagi nyelonong di depannya.

5. Bila waktunya cukup lama dan ketikamemperoleh posisi yang bagus, berikan kesempatan fotografer lain memotret darispot tersebut. 5 hingga 10 frame sudah cukup membuatnya senang dan Anda dapatkembali ke posisi itu setelahnya tanpa perlu dianggap arogan.

Sebab, pada dasarnya setiap fotografermempunyai hak sama memperoleh gambar. Perilaku yang santun sesama fotograferakan membentuk rasa persaudaraan yang kuat.

6. Pada pemotretan yang memerlukan settingtertentu dan dilakukan beramai-ramai, jangan mengganti set tanpa permisiterlebih dahulu kepada yang lain.

7. Saat memotret agenda religius ataupunadat/ritual, tidak perlu bertingkah over acting ataupun bolak-balik bergeserposisi seperti setrikaan. Cukup sekali-dua kali bergeser posisi guna menjagaritual berjalan khidmat.

Jangan terlihat grasa-grusu dan membuatpeserta ritual ilfill melihat tingkah laku fotografer. Dengan membawa dirisesopan mungkin dan tepat pada ukurannya, Anda sebagai fotografer akandihormati.

Pandai-pandai menempatkan diri, posisi danbersosialisasi menjadi bekal sukses seorang fotografer.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar